Rumah Tipe 21 Minimalis Lantai 2

Rumah tipe 21 dengan desain minimalis banyak ditemui di lingkungan sekitar kita. Berbeda dengan desain rumah tipe 21 minimalist berlantai 1, rumah tipe 21 lantai 2 mempunyai desain khusus yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum kita melaksanakan pembangunan rumah.
Secara umum desain rumah minimalis tipe 21 lantai 2 ini tetap saja disebut tipe 21 lantai 2, padahal dengan direnovasinya rumah tipe 21 standar dijadikan rumah berlantai 2 akan merubah ukuran rumah menjadi bukan tipe 21 lagi melainkanmenjadi tipe yang lebih luas, mis: tipe 50, tipe 60, tipe 100 bahkan apabila tanah asal seluas 60m2 kita gunakan seluruhnya untuk bangunan berlantai 2 tentunya saja rumah akan menjadi tipe 120.

Persiapan membuat rumah minimalis berlantai 2 yaitu ;

1. Penentuan Anggaran (Budgeting).

Anggaran biaya sangat mempengaruhi desain rumah yang akan dibuat. makin luas dan rumit desain akan membutuhkan anggaran yang lebih banyak.

2. Desain. 

Desain sangat dibutuhkan sebagai acuan perencanaan pembiayaan yang didalamnya terdapat rincian pembelian dan kebutuhan barang. desain juga sangat diperlukan sebagai acuan pemborong atau tukang bangunan agar pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan kita. Khusus desain rumah tipe 21 yang akan kita renovasi menjadi tipe yang lebih besar dan berlantai 2, desain harus mempertimbangkan pemanfaatan ruang dengan baik. Diskusikan dengan seluruh anggota keluarga, kebutuhan mereka akan ruang yang akan didesain. Ruang yang terbatas harus didesain dengan matang sehingga setiap centi dari rumah kita jelas peruntukannya.


 
 Desain by : Kusmana/Vega Zamaludin

Desain bisa dibuat dengan memanfaatkan jasa konsultan atau teman yang dapat membantu.

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB). 

RAB sangat diperlukan agar kita mengetahui dan merencanakan segala bentuk pengeluaran dan pembelian barang secara detai. Tambahkan 10 % untuk dana tak terduga yang akan digunakan untuk mengantisipasi kenaikan harga barang dan kehilangan bahkan pembongkaran bagian yang salah.

4. Pemilihan dan penunjukan kontraktor atau tukang. 

Pertimbangan yang matang sangat diperlukan saat memilih kontraktor/pemborong/tukang untuk melaksanakan pembangunan rumah kita. Usahakan kita menggunakan pemborong/tukang yang telah kita tahu hasil pekerjaannya, hal ini dapat kita lakukan dengan cara mencari rekomendasi dari teman atau tetangga yang pernah menggunakan pemborong atau tukang tersebut. Kesalahan dalam penunjukan pemborong akan berakibat fatal, dari bangunan yang tidak sesuai desain, anggaran berlebihan, bahkan resiko terberat adalah bangunan tidak selesai. 


 Tukang yang berpengalaman akan membuat pengerjaan pembangunan berjalan dengan baik.


5. Pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan harus dipertimbangkan efisiensi dan efekttifitas pekerjaan. Mis : Pekerjaan yang dilaksanakan saat musim penghujan akan membuat pembangunan rumah kurang efektif dan efisien.





6. Pengawasan.

Pengawasan adalah hal yang mutlak dilakukan. Pengawasan yang buruk akan membuat pekerjaan tidak maksimal bahkan tidak akan sesuai dengan keinginan kita. Suruhlah atau sewalah orang yang dipercaya dan mampu dibidangnya untuk melakukan pengawasan. Pengawasan harus tetap dilakukan sekalipun rumah kita dikerjakan oleh kontraktor atau pemborong, walaupun mereka sendiri sudah mempunyai pengawas bangunan. Pengawasan internal harus tetap dilakukan karena bagaimanapun persepektif orang dalam membaca sebuah desain terkadang subyektif.


 Rumah tipe 21 direnovasi menjadi rumah tipe 100 lantai 2

Dengan perencanaan yang matang, pembangunan rumah yang kita inginkan tentu akan berjalan dengan baik, efisien dan efektif.

Selamat menbangun.


Desain 
Rumah : Drs. Kusmana
Lokasi : Pondok Cipta Mas, Cimahi